loading...

Thursday, January 15, 2015

Kisah Usman Harun


Di Singapura mereka  adalah teror, namun di Indonesia nama mereka di elu elukan sepanjang jalan dan sepanjang jaman. . Adalah Usman Harun dua prajurit yang bertugas melakukan pengeboman di Gedung mc Donald singapura. Begini kisahnya;
Pada suatu masa, ketika itu lewat tengah malam itu, 8 Maret 1965.  Dengan perlahan namun pasti , tiga lelaki itu mendayung perahu. Gerak perahu itu senyap men giris ombak, mereka menyusup menembus perbatasan Singapura. merka adalah trio Usman, Harun, dan Gani.
 Sebuah misi rahasia segera dimulai. mereka bukanlah tiga laki laki biasa. dengan menyamar sebagai pedagang, ketiga lelaki itu masuk ke kota Singapura. Mereka mengintai sejumlah titik penting di negara-kota itu.  Mereka anggota KKO, Korps Komando Operasi, yang kini menjadi Korps Marinir TNI Angkatan Laut pada zaman itu.
Rupanya sudah berulangkali ketiganya masuk ke Singapura. Mereka biasa berangkat  dari, dan lalu kembali ke Pulau Sambu, di dekat Batam, Kepulauan Riau. Di sana tempat induk pasukan KKO berpangkal. KKO adalah salah satu pasukan elite masa itu yang bergabung dalam Operasi Dwikora. Sehari setelah merapat, ketiganya menetapkan sasaran operasi: MacDonald House, gedung berlantai 10 di Orchard Road yang menjadi kantor Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC). Gedung itu berada di pusat keramaian Singapura. setelah berunding bertiga, akhirnya mereka memutuskan  menjalankan aksi itu esoknya.
Hari H, 10 Maret 1965. Siang itu, hujan disertai petir badai  turun amat lebat. Ketiga lelaki itu dengan mudah masuk ke MacDonald House. Mereka menyelinap ke sisi dalam gedung itu, lalu meletakkan bom seberat 12,5 kilogram di dekat lift.   Tujuh menit setelah bank tutup, tepat pukul 15.07 waktu setempat, bom meledak. Pintu lift itu robek. Salah satu dinding MacDonald House roboh. Reruntuhan tembok menimpa 150 karyawan bank, yang sedang merapikan pekerjaan mereka. Meja, kursi, dan mesin ketik terpental hingga ke jalan. Tiga orang tewas, dan 33 lainnya terluka. Puluhan mobil rusak berat. Kaca-kaca jendela gedung sepanjang Orchard Road hancur dalam radius 100 meter dari MacDonald House.   ledakan keras bom di iringi petir yang menggelegar membuat semua orang di bank yang selamat mengira letusan itu adalah suara petir yang menghajar gedung.
Mereka kaget, begitu tahu yang meledak itu adalah bom. Singapura gempar.  Pasukan khusus Singapura,  yang dibantu Australia, pun disebar untuk mencari pelaku.   setelah melakukan aksi pengeboman trio Usman Harun dan Gani memutuskan untuk berpencar. Sial bagi Usman, Harun, dan Gani. Perbatasan semua dijaga rapat oleh pasukan Singapura. Mereka sulit kabur. Agar mudah menerobos penjagaan. Usman bersama Harun, sedangkan Gani sendirian.  Tapi dalam perjalanan kembali ke Pulau Sambu, Usman dan Harun dicegat patroli Singapura. Usman dan harun akhirnya tertangkap. I

Pengadilan Tinggi Singapura, 20 Oktober 1965. Hakim akhirnya mengetukkan palu: vonis mati untuk Usman dan Harun. Mereka didakwa melanggar wilayah Singapura, membunuh tiga orang, dan melakukan pengeboman.   Usman dan Harun membela diri. Mereka menyatakan pengeboman itu bukan atas kehendak pribadi, tapi karena situasi perang terkait Konfrontasi Indonesia-Malaysia. Adalah Presiden Soekarno yang berang dan memerintahkan pengeboman tersebut. Sukarno marah  dengan penggabungan Federasi Malaya, Singapura, Brunei, Serawak, dan Sabah ke dalam satu Malaysia. Padahal ada Perjanjian Manila yang diteken pada 31 Juli 1963 oleh Federasi Malaya, Republik Indonesia, dan Republik Filipina. Ketiga negara sepakat menghormati keinginan rakyat Sabah dan Serawak menentukan nasib sendiri melalui pemilu bebas tanpa paksaan. Tapi proyek penyatuan Malaysia itu malah mendapat restu Inggris.  Soekarno pun berang. Ia menuduh Malaysia sebagai boneka Inggris, yang mengancam keamanan Indonesia. Atas dasar itu, Usman dan Harun minta diperlakukan sebagai tawanan perang. Permintaan itu ditolak hakim Pengadilan Tinggi Singapura. Alasannya, Usman-Harun tak memakai seragam militer ketika tertangkap.   Upaya banding ke Pengadilan Federal Malaysia juga ditolak. Banding selanjutnya sampai harus diajukan di London karena Singapura adalah anggota Negara Persemakmuran Inggris. Tapi upaya itu pun berujung gagal. Berbagai upaya diplomasi Indonesia, yang berliku dan makan waktu itu,  akhirnya kandas. Presiden Singapura menolak grasi kedua marinir itu. Lobi Presiden Soeharto ke Singapura lewat Perdana Menteri Malaysia tak digubris. Bahkan, permintaan Soeharto agar eksekusi hukuman gantung ditunda sepekan ditolak. Padahal Soeharto ingin Usman-Harun bertemu orangtua dan kerabat mereka sebelum maut menjemput. Pemerintah RI seperti membentur tembok. Usman dan Harun tak bisa lagi diselamatkan. presiden Soeharto lalu mengutus Brigjen TNI Tjokropranolo bertemu dua prajurit yang berani itu. Ia tiba di penjara Changi, 16 Oktober 1968 –persis sehari sebelum eksekusi hukuman gantung Usman-Harun. Ditemui seorang jenderal utusan presiden, kedua marinir itu tegak bak batu karang.  Mereka bersikap sebagai militer: memberi hormat, dan menyampaikan laporan lengkap aksi mereka di Singapura. Menyimak laporan tanpa rasa gentar itu, Brigjen Tjokropanolo tak dapat menahan haru sampai menitikkan air mata. Tjokropranolo lalu menyampaikan pesan Presiden Soeharto, bahwa keduanya diberi gelar Pahlawan Nasional. Seluruh rakyat Indonesia menaruh hormat atas jasa-jasa mereka. Permintaan Usman dan Harun untuk dimakamkan berdampingan di tanah air pun dikabulkan Soeharto. Esoknya, 17 Oktober 1968, kedua prajurit itu dibangunkan oleh petugas penjara. Usai salat, dengan tangan terborgol mereka dibawa ke kamar kesehatan untuk dibius. Dalam kondisi terbius, dokter lalu memotong urat nadi mereka hingga keduanya lumpuh. Setelah itu, Usman-Harun dibawa ke tiang gantungan. Tepat pukul 06.00 pagi waktu Singapura, tubuh kedua lelaki itu tergantung lunglai di tiang itu. Hidup keduanya telah tamat. Di Indonesia, hari itu, bendera Merah Putih dikibarkan setengah tiang. Dua jenazah itu tiba di tanah air dengan  peti berselubung bendera Merah Putih. Sepanjang Kemayoran dan Jalan Merdeka Barat penuh lautan manusia menyambut sang hero. Esoknya, usai salat Jumat, keduanya dimakamkan. Tembakan salvo punbersahutan. Pemerintah memberi tanda kehormatan Bintang Sakti. Keduanya diangkat sebagai Pahlawan Nasional. selain itu nama kedua pahlawan Usman dan Harun di abadikan menjadi nama salah satu kapal perang canggih kita yaitu kapal KRI Usman Harun.


5 comments:

  1. klo ga salah kedua nama Pahalwan ini diabadikan di sebuah kapal perang KRI Usman Harun, yang sempat dapet protes dari pihak Singapura.

    ReplyDelete
  2. Postingan yang cukup menarik untuk dibaca nie mas, saya suka dengan artikel tentang sejarah, kebetulan saya juga pernah membaca tentang Usman Harun ini, terimakasih udah berbagi... oya ijin follow blognya ya biar tali silaturahmi makin lancar :)

    ReplyDelete
  3. mereka adalah salah satu pahlawan yang di abadikan namanya di sebuah kapal perang RI yang gagah perkasa dialan KRI Usman Harun,.. semoga amal baiknya di terima di sisi Tuhan,... maju terus Indonesia....

    ReplyDelete
  4. saya salut atas keberanian beliau bertiga,,luarbiasa ,selayaknya kalau nama besar beliau di abadikan,,,,,

    ReplyDelete
  5. Ini yang menyebabkan beberapa waktu lalu Singapura heboh gara-gara Usman Harun dijadikan nama kapal perang Indonesia.

    ReplyDelete

Search