loading...

Monday, January 12, 2015

Apa jadinya jika sungai kita bersih?


Pilih sungai bersih apa sungai kotor?. saya pernah 6 tahun tinggal di gianyar bali. selama tinggal disana hal yang paling menyenangkan adalah mandi di pancuran yang super jernih. yup air dan sungai di daerah bali emang rata rata masih bersih dan alami gan. lebih lebih didaerah ubud gianyar dan bali utara. Masarakat disana sangat disiplin menjaga kebersihan sungan dan sumber air alami mereka. ibaratnya siapa yang pingin minum tinggal sruput aja di sumber sumber air di pegunungan mereka. jadi inget pilm pendekar jaman dulu, kalo minum tinggal nyruput dikali. Tapi kalo didaerah denpasat sih udah lumayan tercemar meskipun tidak separah kali ciliwung. Saya juga pernah nongkrong di jembatan pesing, itulo jl danmogoot, sumpah airnya hitam legam sampah menggunung jadi rumah
tikus werok. Sebenarnya enakan mana sih punya kali yang bersih ama kali yang super kotor jorok dan banyak sampah?. Akal waras kita tentu jawab, ya enakan yang bersihlah mas, kita bisa berenang2 gratis adu balap ama buaya!. wakkakk. etis jangan salah mas gan, tidak sekamanya sungai bersih nan asri itu menyenangkan semua pihak. Berikut ini daftar orang orang yang akan gondok banget jika air sungai bersih. Satu, pengelola pemandian umum , scara jika air bersih pelanggan meteka lebih milih mandi disungai dong. Sapa tau bisa intip intip mbak mbak yg gi nyuci baju disungai. Kedua, jasa isi ulang air munim scara masarakat milih langsung minum dari air pancuran di sungai. (ini biasanya masarakat bali yang di desanya banyak sumber air alam). Nomer tiga, petugas bersih2 kali, karena sungai bersih, jadi nganggur deh ga ada kerjaan. keempat, pemda dareah setempat, scara jika air sungai bersih, ga ada anggaran dana untuk bersih2 sungai. jadinya upeti berkurang. Itulah beberapa hal "negatif" dampak dari bersihnya air sungai. Tentu saja hal sebaliknya terjadi jika sungai terlihat jorok. Petugas kebersihan akan sibuk bekerja, jadi pengangguran berkurang, Pegawai pemda sibuk rapat ngurus anggaran dana kebersihan, jadi mereka tidak nganggur makan gaji buta, tukang galon isi ulang seneng dagangan laris manis, terciptalah lapangan kerja, jasa loundri, tukang pemulung dlk. jadi semua di untungkan dengan kotornya air sungai. Sebenarnya jika ingin sungai bersih itu tidak suli kok, jika emang niat sih. Masyarakat bali tegas sekali dalam menerapkan aturan mereka. setiap perturan biasanya dibuat oleh pemerintah desa, jadi nantinya pihak desa yang bertanggung jawab akan kebersihan sungai mereka. Jadi sesama masarakat akan saling mengawasi dan mengingatkan. Bahkan denda uang yang diterapkanpun tidak sedikit jumlahnya jika peraturan dilanggar. Ini berbeda dengan peraturan dijakarta, setau saya (maaf jika salah), peraturan dibikin ama pemda, dan peraturan tinggal peraturan. tidak ada tindak lanjut untuk mengatasi sungai yang sumpah dari dulu kotornya minta ampun. Masarakatpun (termasuk saya), ga peduli dengan kebersihan lingkungan. Ada sih beberapa orang yang sadar akan pentingnya sungai bersih dengan tidak membuang sampah disungai, tapi tentu saja mereka hanya beberapa orang saja, mereka hanya minoritas. masih kalah banyak ama yang tidak peduli. Jadi bagaimana? mau sungai yang bersih apa yang kotor?

No comments:

Post a Comment

Search