loading...

Friday, January 23, 2015

Cerita Letnan Supardi

 Pria itu bernama Supardi. Seorang pensiunan letnan TNI yang kenyang dengan bau mesiu di medan tempur.

"Saya Letkol, bukan letnan kolonel tapi letnan kolot," katanya memperkenalkan diri.


letkol Supardi dulu masuk generasi awal pasukan khusus TNI AD. Dulu namanya masih Korps Komando Angkatan Darat (KKAD). Kini pasukan inilah yang dikenal sebagai Kopassus.



KKAD dibentuk atas prakarsa Panglima Teritorium Siliwangi Kolonel Alex Kawilarang.
Pada  Tahun 1953 pasukan TNI di Jawa Barat kesulitan menghadapi perlawanan gerilya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Pimpinan pejuang yang memberontak Karto suwiryo.

Pasukan Gerilyawan DI/TII sangat ahli bergerak di belantara hutan Jawa Barat.  Sedangkan Pasukan reguler TNI kesulitan mengejar mereka. Oleh karena itu Kawilarang membuat satu unit pasukan khusus yang mampu bergerak dalam unit-unit kecil. pasukan ini nantinnya diharuskan mampu menyusup jauh kedalam jantung musuh. 

Dilatihlah beberapa prajurit pilihan termasuk Letnan Supardi. Latihan KKAD digelar di Batujajar dan Situ Lembang, Bandung Utara. begitu lulus komando, pasukan baru ini diterjunkan memburu DI/TII di Garut dan Tasikmalaya. Namanya pasukan khusus, penyergapan pun lain dengan pasukan reguler.

"Dulu pasukan bergerak pelan-pelan dalam hutan. Ranting atau daun yang diinjak dirapikan kembali, sehingga tak ada bekas pernah dilalui. Pengintaian pun dilakukan dari jarak dekat," kenang Supardi yang menjadi salah satu anak buah Kawilarang..

Dalam sebuah misi  penyerangan, pasukan baret merah ini pernah bersembunyi dekat sekali dengan musuh. Hebatnya, kehadiran mereka sama sekali tak diketahui  patroli DI/TII, padahal mereka teramat dekat.

"Jaraknya paling hanya lima meter. Saking dekatnya kita bisa rasakan sepatu-sepatu musuh itu seolah hampir menginjak kita yang tiarap. Kita tunggu seluruh patroli musuh melintas, baru disergap dari belakang," jelasnya.

Ada cerita unik dan lucu dalam sebuah penyergapan. Saat itu para anggota DI/TII sedang menggelar acara kenduri di markas yang terletak di tepi hutan. Mereka menyembelih kerbau dan membuat sate. Pasukan KKAD yang mengintai dari jarak dekat menunggu sampai sate matang. Setelah tercium aroma sate dan melihat musuh tak siap, mereka langsung merangsek maju.

"Langsung kita maju, kita todong. Angkat tangan semua! Mereka menyerah tanpa perlawanan. Kita makan satenya. Pasukan DI/TII yang ditahan melihat kita dengan pandangan kesal karena satenya dimakan. Kita balas pelototi, apa lihat-lihat, " kata Supardi sambil terkekeh. 

Akhirnya setelah operasi bertahun tahun RM kartosuwiryo berhasil di tangkap dan di jatuhi hukuman mati.

No comments:

Post a Comment

Search