beda jakarta beda pula bali

sudah tiga bulanan ini aku meniggalkan bali, sebuah pulau yang konon indah eksotix dan entah apalah namanya. berat harus meniggalkan suatu tempat yang menurutku sudah menjadi kampung halamanku sendiri. jujur saja aku sangat menyukai panas yang menyengat di bali, dan sekarang aku tinggal di jakarta. huh... sepertinya aku datang disaat yang gak tepat. banjir banjir dan banjir. itulah yang menyambutku setibanya aku di jakarta. aku pernah merasakan lebatnya hujan dan petir dibali, tapi aku tidak pernah merasakan dan tau yang namanya banjir. tapi di ibukota indonesia tercinta ini, banjir tampaknya sudah menjadi musim ketiga, setelah musim kemarau di susul musim hujan dan berbarengan dengan musim banjir. hehehe.


sesuatu yang tidak pernah kutemukan dbali tapi sering aku temui di jakarta adalah musola.  tentusaja! bali mengklaim sebagai kota seribu pura, selain mengklaim sebagai pulau dewata. masarakat bali, atau biasa di sebut semeton bali memang lebih dari 90% beragama Hindu, sisanya muslim dan kristen dan juga buda. itupun kebanyakan penduduk pendatang. Sementara itu, di jakarta, suasana islami lebih kental disini. hampir tiap hari dimusola musola selalu saja ada pengajian ibu ibu.
banyak perbedaan antara bali dan jakarta. walaupun ada juga sedikit kemiripianya, yaitu sama sama macet kalo jam jam sibuk. (pagi dan sore). namun selebihnya adalah beda. menghabiskan enam tahun di bali, aku terbiasa, melihat gedung gedung yang segitu gitu aja. yah paling tinggi sih empat lantai, namun pas tiba di jarta aku tercengang. sumpmah aku benar benar seperti anak ndeso (walaupun pada kenyataaanya aku memang ndeso), gumun gumun dan gumun. hahaha. di jakarta ternyata gedung gedungnya tinggi bener.
itulah seklumit pengalamanku yang katrok waktu pertama kali aku datang kejakarta. tidak penting memang untuk diceritakan, namun diriku bhanya ingin membuat suatu kenenganku tertulis disini, biar suatu saat aku ingat bahwa aku pernah tinggal dijakarta.

semangat!!!!